Kirab Budaya 'Grebeg Sudiro Tahun 2020' Kota Surakarta
Hai, Sobat Wiks!
Pada hari Minggu, tanggal 19 Januari 2020, Kota Solo telah melaksanakan kirab
budaya yang dikenal dengan Grebeg Sudiro. Grebeg Sudiro adalah suatu perayaan perpaduan
dari masyarakat Tionghoa dan Jawa. Kata grebeg sendiri merupakan tradisi khas jawa
untuk menyambut hari-hari khusus seperti: Maulid, Syawal, Idul Adha, dan Suro.
Grebeg Sudiro umumnya dilaksanakan tujuh hari sebelum tahun baru Imlek tiba.
Dalam kegiatan Grebeg
Sudiro pasti selalu ada gunungan. Gunungan adalah hasil bumi dari masyarakat sekitar
yang disusun menyerupai gunung. Gunungan tersebut biasanya berisi kue keranjang
dan hasil bumi lainnya. Bentuk gunung tersebut memiliki maksud dari masyarakat jawa
atas rasa syukur pada Sang Pencipta.
Acara tersebut dilakukan dengan mengarak
berbagai macam gunungan di sekitar daerah Sudiroprajan. Arak-arakan tersebut
akan dimulai dan berhenti di Klenteng
Tien Kok Sue di depan Pasar Gede. Tidak hanya mengarak gunungan saja, Grebeg
Sudiro juga dihiasi dengan berbagai
atraksi dan kesenian dari Tionghoa dan Jawa, seperti atraksi barongsai, atraksi
reog ponorogo, tarian tradisional, pakaian tradisional, adat keraton, dan
kesenian-kesenian moderen.
Puncak perayaan Grebeg Sudiro ini ialah saat perebutan
hasil bumi, makanan, dan lain-lain yang disusun membentuk gunung. Tradisi rebutan
didasari oleh falsafah Jawa yaitu 'ora babah ora mamah' yang artinya jika tidak
berusaha tidak makan.
Ibu Ningsih,
salah seorang pedagang minuman, mengungkapkan bahwa, "Kegiatan seperti ini
sangat bagus, terutama bagi masyarakat yang belum mengenal tentang budaya Tionghoa-Jawa".
Selain itu, beliau juga berharap semoga di setiap tahunnya selalu ada kemajuan
dan budaya semacam ini tidak akan pernah luntur.